Academic burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang dialami oleh siswa atau mahasiswa akibat tekanan akademik yang berkepanjangan.
Kondisi ini dapat mengurangi motivasi, kinerja, dan kesejahteraan individu, serta mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala, dan strategi untuk mengatasi academic burnout.
Mengutip dari brainacademy, Istilah burnout pertama kali dikemukakan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974.
Sindrom ini ia temukan sebagai hasil dari pengamatannya terhadap beberapa pekerja di sektor pelayanan tatap muka. Kebanyakan dari mereka mengalami stres akibat konflik dan tekanan di kantor.
Sementara itu, Laila Meiliyandrie Indah Wardani an Syifa Ayu dalam buku Religiosity, Burnout dan Work-Family Conflict pada Tenaga Kesehatan yang dikutip dari kumparan.com menyebut burnout sebagai sindrom yang ditandai dengan adanya peningkatan kelelahan emosional dan mengurangi perasaan pencapaian pribadi.
Gejala Academic Burnout
Academic burnout bisa berdampak bagi siapa saja, tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga bagi para guru atau dosen. Berikut adalah gejala-gejala dari academic burnout:
- Kelelahan Fisik dan Emosional: Merasa lelah sepanjang waktu, bahkan setelah tidur yang cukup.
- Kehilangan Motivasi: Tidak lagi merasa tertarik atau bersemangat terhadap kegiatan akademik.
- Penurunan Kinerja Akademik: Nilai yang menurun dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
- Masalah Kesehatan: Sering sakit kepala, gangguan tidur, dan masalah pencernaan yang disebabkan oleh stres.
- Penurunan Prestasi Akademik: Prestasi akademik yang menurun drastis dan tidak seperti biasanya.
- Mood yang Sering Berubah-ubah: Perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan tidak menentu.
- Mengalami Cemas yang Berlebihan: Perasaan cemas yang intens dan sering kali tidak terkendali.
- Konsentrasi dan Fokus Menurun: Kesulitan dalam mempertahankan perhatian dan fokus pada tugas-tugas akademik.
- Mengisolasi Diri dari Keramaian: Menjauh dari teman-teman dan kegiatan sosial, lebih memilih untuk sendiri.
- Selalu Berpikiran Negatif: Pandangan yang pesimis dan merendahkan kemampuan diri sendiri, sering merasa tidak cukup baik atau tidak mampu.
Cara Mengatasi Academic Burnout
Academic burnout bukanlah tanda kelemahan, melainkan sebuah sinyal bahwa tubuh dan pikiran membutuhkan perhatian dan perawatan lebih.
Dengan strategi yang tepat, siswa dapat mengembalikan keseimbangan dan menemukan kembali semangat belajar.
Berikut ini beberapa cara yang dapat membantu mengatasi academic burnout:
- Membangun Dukungan Sosial: Carilah dukungan dari teman, keluarga, atau konselor untuk berbagi beban dan mendapatkan perspektif baru.
- Manajemen Waktu yang Efektif: Buat jadwal yang realistis dan prioritaskan tugas-tugas penting. Sisihkan waktu untuk istirahat dan kegiatan yang menyenangkan.
- Mengatur Harapan: Belajarlah menerima bahwa tidak ada yang sempurna. Fokus pada upaya terbaik daripada hasil yang sempurna.
- Mengembangkan Kebiasaan Sehat: Olahraga teratur, makan makanan bergizi, dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan fisik dan mental.
- Mengambil Waktu untuk Diri Sendiri: Luangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang disukai dan bisa membantu relaksasi, seperti membaca, mendengarkan musik, atau berjalan-jalan di alam.
- Mencari Bantuan Profesional: Jika merasa kesulitan mengatasi burnout sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor.