Akun Instagram UICI Diretas dengan Modus Phising

Berita

Muhtar

Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) menjadi instansi terkini yang mengalami peretasan oleh sekelompok hacker.

Akun Instagram resmi UICI dengan nama @UICIOfficial berpindah tangan pada Rabu (23/03/2022). Akun tersebut kini telah berganti nama @tolgadarius13k.

Menyikapi kejadian tersebut, Kepala Divisi Komunikasi Publik dan Produksi Konten UICI Izzaty Zhepaniah pada Kamis (24/03/2022) pagi menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan akibat peretasan tersebut.

“Sebagai pengelola resmi akun UICI Official kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya akibat adanya peretasan tersebut. Mohon doa dan dukungannya karena saat ini kami terus berusaha untuk mengembalikan akun @UICIOfficial seperti sediakala,” tuturnya.

Izzaty menjelaskan akun UICI diretas melalui kejahatan dengan modus phising. Sebagaimana diketahui, phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan.

Biasanya, data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).

Istilah resmi phising adalah phishing, yang berasal dari kata fishing yaitu memancing. Kegiatan phising memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan.

Dalam kasus peretasan di media sosial, para hacker biasa mengincar akun dengan jumlah pengikut yang banyak.

Akun Instagram UICI sendiri telah memiliki pengikut yang cukup banyak, yakni 13,4 ribu. Akun ini juga tergolong aktif, baik di feed maupun story yang di-update setiap hari.

Kejahatan cyber model phising ini bisa menyasar siapa saja. Menurut data CISSRec, pada tahun 2020, Indonesia menempati urutan pertama dengan serangan phising terhadap UKM maupun UMKM terbanyak di Asia Tenggara.

Bahkan, dalam laporan Anti Phishing Working Group disebutkan 32% pencurian data selalu melibatkan kegiatan phising. Di awal tahun 2020 saja, tercatat sudah ada 165.772 website phising yang siap menjaring korban.

Aktivitas peretasan dan pengambilalihan akun cukup banyak terjadi akhir-akhir ini. Para peretas menargetkan sektor finansial, pemerintah, akun ternama, dan sebagainya. Pada 2021, tercatat 10 kementerian dan lembaga nasional yang terkena peretasan.

share :