Barus, Pintu Masuk Islam di Indonesia

Artikel

Muhtar

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Menurut data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 86,9 persen atau sebanyak 237,53 juta jiwa per 31 Desember 2021.

Banyaknya penduduk muslim di negeri ini, salah satunya tidak lepas dari sejarah panjang masuknya Islam hingga berkembang luas ke masyarakat.

Islam diperkirakan sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Islam masuk melalui Pantai Barat Sumatera, tepatnya Barus.

Barus, yang memiliki nama lain Fansur, merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Ibu kota kecamatan ini saat ini adalah Kelurahan Padang Masiang. Barus berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah barat.

Melansir dari kompas.com, bukti sejarah masuknya Islam pada abad ke-7 Masehi ditunjukkan oleh berita China dari zaman Dinasti Tang.

Catatan tersebut menerangkan bahwa pada 674 M, di pantai barat Sumatera telah terdapat perkampungan bernama Barus atau Fansur, yang dihuni oleh orang-orang Arab yang memeluk Islam.

Bukti lain adalah terdapat Makam Mahligai. Komplek makam yang terdapat di atas bukit ini terdapat makam tua sekitar 215 pasang nisan.

Komplek makam mahligai memiliki luas mencapai 3 hektare. Di sini terdapat makam Syech Imam Khotil Muazamsyah Biktibai, Syech Samsuddin Min Biladil Fansury (dari negeri Fansyuri), dan Syech Zainal Abidin, Syech Ilyas, Syech Samsuddin, serta makam-makam lain pengikutnya.

Satu nisan di Makam Mahligai ini bertuliskan ‘Syekh Rukunuddin, wafat tahun 672 M atau 48 H’. Artinya hanya selisih satu abad setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Selain makam, bukti masuknya Islam juga terdapat benda-benda kuno bersejarah seperti perhiasan, mata uang dari emas, dan perak, prasasti dan fragmen arca.

Karena bukti sejarah yang sangat kuat pada 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan satu tugu di Barus yang disebutnya sebagai Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara.

Tempat Singgah

Misri A Muchsin dalam artikel berjudul Barus Dalam Sejarah: Kawasan Percaturan Politik, Agama, dan Ekonomi menyebut Barus merupakan tempat singgah para pedagang Arab yang melakukan perjalanan ke China.

Peristiwa ini, menurut Misri sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa singgahnya para pedagang Arab itu misalnya terdapat pada kisah seseorang yang bernama Wahab bin Abu Kasbah.

Wahab bersama rombongan tidak langsung menuju China, tetapi singgah di Pulau Morsala, Sibolga.

“Di pulau tersebut Wahab sambil istirahat, memperbaiki kapalnya, mengadakan salat berjamaah dan membeli 10 budak yang berasal dari Nias,” kata Misri.

Selain menjadi pintu masuk Islam di Nusantara, menurut Misri, Barus juga menjadi salah satu saluran penyebaran Islam di Nusantara. (*)

share :