Buat Insan Cita yang fokus berinovasi dan sedang berusaha menjadi pemimpin dunia digital, kali ini kami akan memperkenalkan satu metode yang bisa digunakan untuk menyusun rencana strategis.
Menyusun rencana strategis dalam organsiasi, perusahaan, atau mungkin Start Up yang Insan Cita kembangkan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Metode SOAR menjadi salah satu alat yang bisa digunakan.
Apa itu metode SOAR? Yuk kenal lebih jauh!
Alih-alih menggunakan analisis SWOT yang sudah mapan, banyak organisasi atau perusahaan menggunakan analisis SOAR dalam penyusunan rencana strategis.
Meski terbilang baru, analisis SOAR terbukti mampu memberikan dampak signifikan dalam pemaksimalan potensi dan inovasi. Sederhananya, analisis SOAR tidak lagi fokus pada masa lalu dan kekurangan yang dimiliki, tapi fokus pada kekuataan organisasi (strength-based approach).
Metode analisis alternatif ini dipopulerkan oleh David Cooperrider, dalam bukunya Introduction to Appreciative Inquiry (1995). Dengan menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry atau AI, ia mengubah analisis SWOT pada faktor kekurangan (weakness) dan ancaman (threats) menjadi aspirasi (aspiration) yang dimiliki perusahaan serta berorientasi pada hasil (results).
Coopeerider berkeyakinan bahwa memunculkan faktor kekurangan dan ancaman dalam organisasi memunculkan perasaan negatif bagi anggota organisasi. Hal ini bisa berdampak pada penurunan motivasi dan kepercayaan diri.
Sebelum lebih jauh, yuk kita bedah lebih dalam kerangka kerja metode SOAR.
1. STRENGTH (S- Kekuataan) kerangka kerja pertama SOAR akan melibatkan semua shareholders dan stakeholders organisasi. Selain itu juga mengungkapkan semua aset yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Tujuan dari pengungkapan ini adalah untuk memetakan semua potensi yang dimiliki serta memberikan penghargaan pada hal–hal positif sekecil apapun.
2. OPPORTUNITIES (O-peluang) kerangka kedua fokus pada lingkungan eksternal untuk mengukur peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan oleh organisasi. Memandang positif segala hal kemungkinan dan peluang pada setiap perubahan dan faktor eksternal lainnya.
3. ASPIRATIONS (A- aspirasi) memberikan kesempatan kepada semua anggota organsasi untuk merancang masa depan dan imajinasi mereka sendiri. Saling berbagi aspirasi dan imajinasi ini sangat penting dalam menciptakan visi, misi, serta nilai yang disepakati bersama. Kesepakatan bersama inilah yang akan menjadi panduan bagi perjalanan organisasi di masa depan.
4. RESULTS (R-hasil) menentukan hasil yang ingin dicapai (measurable results) secara terukur. Dalam hal ini, perlu juga dirancang sistem pengakuan (recognition) dan reward sebagai motivasi bagi anggota organisasi.
Dari kerangka kerja SOAR akan melibatkan sebanyak mungkin anggota organisasi bahkan eksternal semacam pemasok, calon pembeli, pelanggan, media, dan stakeholders lainnya.
Langkah pertama metode ini adalah penyelidikan menyeluruh (inquiry). Perusahaan membuat daftar pertanyaan positif guna memetakan nilai–nilai inti, kekuataan, visi, misi, dan peluang potensial.
Pada fase ini, integritas, kepercayaan dan penghargaan terhadap setiap pandangan anggota organsiasi sangat diperlukan guna menggali hal-hal terbaik yang pernah terjadi dimasa lalu.
Fase kedua adalah imajinasi. Anggota organisasi diajak untuk berimajinasi dan merancang masa depan yang diinginkan. Fase ini akan memperkuat nilai – nilai, visi, misi, dan tujuan diciptakan. Sasaran jangka pendek, alternatif strategis dan rekomendasi diumumkan.
Fase ketiga adalah inovasi. Dimulainya perancangan sasaran jangka pendek, rencana taktikal dan fungsional, program, sistem, stuktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan yang disepakati. Pada fase ini, pengakuan dan penghargaan dibutuhkan untuk setiap pencapaian anggota organisasi.
Menurut para pencetus teori ini, SOAR memberikan alternatif alat atau inovasi dari metode SWOT yang klasik. Eksistensinya juga masih memerlukan pembuktian lebih lanjut. Meskipun beberapa perusahaan mengumumkan menggunakannya dan terbukti berhasil.
Bill Gates pernah mengatakan “Inovasi software, seperti hampir semua jenis inovasi lainnya, membutuhkan kemampuan untuk bekerja sama dan berbagi ide-ide dengan orang lain, dan duduk dan berbicara dengan para pelanggan dan mendapat saran dan mengerti kebutuhan mereka”
Nah, gimana Insan Cita? Tertarik menggunakan metode ini?
Jangan ragu untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang secara positif ya. Untuk tahu lebih jauh, yuk mulai belajar di Universitas Insan Cita Indonesia (UICI). Caranya gampang, tinggal klik di pmb.uici.ac.id atau hotline (+62) 812-2520-6609. (*)