
Trust issue merupakan kondisi seseorang yang meragukan orang-orang di sekitarnya. Mereka cenderung tidak mempercayai teman, keluarga, pasangan, atau rekan kerja karena biasanya pernah dibohongi di masa lalu. Seseorang bisa mengalami trust issue kepada siapa saja, tidak terkecuali di dunia akademik.
Dikutip dari dialeksis.com, trust issue masih menjadi perhatian di dunia pendidikan. Pasalnya, di Aceh seorang guru di salah satu sekolah dituduh melakukan perlakuan kurang baik terhadap siswa yang membawa ponsel ke sekolah.
Menurut peraturan, ponsel yang disita akan dikembalikan pada saat pengambilan rapor, namun permasalahan tersebut berujung dilaporkan ke DPRK dan dimediasi. Hal itu dapat terjadi karena minimnya kepercayaan orang tua terhadap guru.
Bentuk lain dari trust issue yang terjadi di dunia pendidikan adalah ketika pembelajaran daring. Banyak siswa sampai mahasiswa yang jarang mengaktifkan kamera saat pembelajaran karena berbagai alasan. Salah satunya, siswa yang menyalakan kamera merasa akan menjadi sasaran gurunya untuk menjawab pertanyaan.
Alasan lainnya dapat berupa ketidakpercayaan siswa terhadap siswa lainnya. Misalnya saja siswa yang memiliki kondisi rumah yang kurang baik takut diolok oleh siswa lainnya jika menyalakan kamera saat kelas berlangsung.
Disamping itu, penyebab dari seseorang memiliki krisis kepercayaan adalah pernah dikhianati ketika anak-anak. Dikutip dari kompas.com, psikolog anak berpendapat bahwa masa anak-anak adalah saat yang penting untuk menumbuhkan rasa percaya pada orang lain. Faktor lainnya yaitu, konflik orang tua, penolakan sosial, pengalaman hidup negatif, dan gaya ketertarikan.
Trust issue yang berkepanjangan bisa mengarah ke kondisi yang lebih serius seperti depresi, gangguan penyesuaian, kecemasan, takut ditinggalkan, stress pasca-trauma, sampai skizofrenia.
Untuk mengatasi hal tersebut, ketika memiliki trust issue kepada siapapun, kejujuran sangat diperlukan agar komunikasi yang terjalin transparan dan tidak ada kesalahpahaman. Sikap defensif dalam berkomunikasi juga harus dihindari dan menghargai setiap perbedaan dan hal yang orang lain lakukan.
Dalam dunia pendidikan contohnya, diperlukan komunikasi yang terus terang antara pengajar, murid, dan orang tua sehingga tidak ada kecurigaan atau ketidakpercayaan terhadap tindakan tertentu yang dilakukan.