Melihat Keseruan Podcast Kesultanan Banjar yang Dikelola Mahasiswa UICI

Berita

Muhtar

Mahasiswa Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) program beasiswa Kesultanan Banjar mendapat kesempatan mengelola podcast Kesultanan Banjar.

Podcast tersebut tayang pertama kali pada Ahad (18/12/2022) di chanel YouTube Kesultanan Banjar.

Podcast tersebut nantinya akan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang dan juga menyajikan topik yang beragam.

Pada edisi perdana itu, podcast Kesultanan Banjar menampilkan mahasiswa Bisnis Digital angkatan II Raudhatul Jannah.

Mahasiswi asal Banjarmasin itu menceritakan awal mula ia bisa mendapatkan beasiswa.

“Awalnya saya dapat dari grup alumni PGMI di IAIN. Dari situ saya dapat informasi kalau ada beasiswa Kesultanan Banjar di Universitas Insan Cita Indonesia,” jelasnya.

Raudhatul menjelaskan proses seleksi yang ia jalani tidak sulit. Selain melengkapi berkas administrasi, ia juga diminta membuat esai tentang kebudayaan Banjar.

Ia menulis esai tentang budaya jangan membulikakan piring puang. Budaya tersebut sampai sekarang masih terpelihara, terutama di wilayah Barabai. Namun di Banjar, hal itu sudah jarang ditemui.

“Di Barabai khususnya, itu ada istilah kalau diberi makanan dalam bentuk makanan atau mangkok, baliknya itu gak boleh kosong, harus diisi. Kalau diisi kolak dibalikinnya apa lah isinya, yang penting ada isinya, jangan kosong,” katanya.

Kemudian Raudhatul mengungkapkan pengalamannya kuliah di UICI. Ia merasa sangat excited mengikuti perkuliahan di UICI karena bisa kuliah secara fleksibel, kapan saja dan di mana saja.

“Karena fleksibel, kuliahnya tentu saja beda caranya, belajarnya sama yang umum. Kapan pun kita mau, misalnya, seharian sudah kerja, malam nyempetin dulu deh (kuliah),” ungkapnya.

Selain fleksibel, Raudhatul juga menjelaskan kemudahan kuliah di UICI tidak bertele-tele.

Untuk menempuh satu mata kuliah, tidak perlu berlama-lama, cukup menghabiskan waktu 7-15 menit. Berbeda dengan di perguruan tinggi lain yang satu mata kuliahnya harus ditempuh hingga 2 jam.

“(Kuliahnya) tidak bertele-tele, kalau kayak umum kan masih itu ada dosen yang menanyakan, apa ada yang mau ditanyakan seperti itu. Kalau ini langsung saja materinya dibahas, terus ada assignment. Assignment itu kayak kita itu menjawab materi atau soal yang ada dijelaskan di video,” jelas Raudhatul.

Lebih lanjut, Raudhatul menjelaskan alasannya mengambil program studi Bisnis Digital. Ia mengungkapkan bahwa dirinya ingin mengembangkan bisnis startup.

“Sebenarnya saat ini saya sudah merintis startup, sudah beli domain dan sebagainya. Cuma memang masih belum menemukan tim yang satu visi,” kata Raudhatul.

Menurutnya, untuk mengembangkan startup tidak bisa dikerjakan sendiri. Untuk itu, dibutuhkan sebuah tim yang solid. Namun, ia belum menemukan itu di Banjar.

Perlu diketahui, sebagaimana disampaikan oleh Ahmad Yusuf selaku host dalam podcast tersebut, tahun ini Kesultanan Banjar memberikan beasiswa kepada 14 mahasiswa UICI asal Kalimantan Selatan.

Ke depan, Kesultanan Banjar akan menyediakan beasiswa kepada 25 mahasiswa UICI asal Kalimantan Selatan setiap tahunnya. (*)

share :