Mengenal Jalaluddin Rumi dan Ajaran Cintanya

Artikel

Muhtar

Foto: mading.id

Jalaluddin Rumi adalah salah satu tokoh paling populer dalam sejarah intelektualisme Islam. Karya-karyanya berpengaruh tidak hanya di kalangan muslim, tetapi juga non muslim.

Ia mempunyai nama lengkap Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Husin Al Khatihbi Al Bakri. Kata Rumi di belakang adalah julukan baginya yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya yang dulu dikenal dengan sebutan Rum.

Rumi lahir di Balkh (sekarang masuk wilayah Afghanistan) pada 30 September 1207. Ia lahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi.

Ayahnya bernama Baharuddin Walad. Seorang da’I terkenal, fakih, dan juga seorang sufi yang masih memiliki keturunan dengan Abu Bakar.

Latar belakang ayahnya itu membuat Rumi sangat dekat dengan ilmu agama dan tradisi tasawuf.

Beberapa karya yang monumental adalah Diwan Syamsi Tabriz, Matsnawi, dan Fihi Ma Fihi.

Populer di Amerika Serikat

Denny JA dalam sebuah artikel yang tayang di Republika mengatakan bahwa Rumi adalah penyair paling populer di Amerika Serikat.

Laporan dari BBC menunjukkan bahwa buku puisi Rumi terjual jutaan kopi di  AS, melampaui penyair kontemporer paling hebat dunia barat sekalipun. Puisinya dibacakan bukan saja di masjid, tapi juga di gereja, sinagog, dan universitas.

Pembaca Rumi tidak hanya mereka para pegiat sastra. Para selebriti dunia ikut membacanya, seperti Madona, Demi Moore, Depak Chopra.

Menurut Andrew Harvey dalam artikel yang ditulis Denny JA itu, Rumi mengkombinasikan tiga hal sekaligus. Ia mempunyai visi spiritual yang mendalam sekelas Budha atau Jesus. Ia juga memiliki renungan intelektual yang luas seperti Plato. Dan Ia juga mahir dalam menemukan kata-kata indah seperti Shakespeare.

Gabungan ketiganya membuat Rumi bukan saja relevan bagi dunia modern. Namun kedalaman visi spiritualnya, keluasan daya jangkau intelektualnya, dan keindahan puisinya tetap sulit terlampaui oleh penyair lain.

Menyelami bait-bait puisi Rumi memang akan membawa kita pada dunia yang indah. Namun, untuk memahaminya membutuhkan kesabaran batin.

Salah seorang penulis tentang Rumi, Annemarie Schimmel, harus menghabiskan waktu 40 tahun untuk mendalami karya-karya Rumi.

Ajaran Cinta

Selayaknya seorang sufi, karya-karyanya tentu membahas tentang perjalanan spiritual. Namun, hal itu ia tuliskan dalam bentuk syair selayaknya para pujangga. 

Tema utama dari bait-bait syair Rumi adalah cinta. Cinta juga yang menjadi ciri paling menonjol dari ajaran tasawufnya.

Lukisan spiritual Denny JA dengan bantuan artificial intelligence

Dalam pandangan Rumi, cinta bersifat universal. Cinta tidak hanya dimiliki oleh manusia dan makhluk hidup lainnya tapi juga semesta.

Mengutip Lukni Maulana, Cinta yang mula-mula diciptakan Tuhan. Ia adalah kekuatan kreatif paling dasar yang menyusup ke dalam setiap makhluk dan menghidupkan mereka.

Cinta pula yang menjadi penyebab gerak materi. Bumi dan langi berputar demi cinta. Ia berkembang dalam tumbuhan dan gerakan makhluk hidup.

Cinta adalah samudra (tak bertepi) tetapi langit menjadi sekedar,

Serpihan-serpihan busa; (mereka kacau balau) bagaikan perasaan

Zulaikha yang menghasrati Yusuf.

Ketahuilah bahwa langit yang berputar, bergerak oleh deburan

gelombang cinta; seandainya bukan karena cinta, dunia akan (mati)

membeku

Bagaimana benda mati lenyap (karena perubahan) menjadi

tumbuhan? Bagaimana tumbuhan mengorbankan dirinya

demi menjadi jiwa (yang hidup)?

Bagaimana jiwa magorbankan dirinya demi Nafas yang merasuk

ke dalam diri Maryam yang sedang hamil?

Masing-masing (dari mereka) akan menjadi diam dan mengeras

bagaikan es bagaimana mungkin mereka terbang dan

mencari seperti belalang?

Setiap manik-manik adalah cinta dengan Kesempurnaannya dan

segera menjulang seperti pohon.

Cinta dalam pandangan Rumi adalah cinta yang tidak terbatas. Cinta tidak dapat diungkapkan dengan cara apapun, meskipun kita memujinya dengan seratus lidah.

Seorang pecinta dapat berkelana dalam cinta. Semakin jauh ia melangkah, semakin besar pula kebahagiaan yang akan diperolehnya.

Karena cinta itu tak terbatas Ilahiah dan lebih besar dibanding seribu kebangkitan. Kebangkitan itu merupakan sesuatu yang terbatas, sedangkan cinta tak terbatas.

Tanda Jatuh Cinta

Dalam sebuah ceramahnya, Fahruddin Fazi mengungkapkan bahwa salah satu tanda seseorang jatuh cinta adalah hilang sikap egois dalam dirinya.

“Kalau kamu masih menghitung-hitung untungnya apa, sejatinya kamu belum ikhlas dan masih belum memiliki tanda-tanda cinta sejati,” katanya.

Menurut Faiz, di balik kata cinta tersimpan makna yang mendalam bagi yang merasakannya. Seorang pecinta sejati akan memberikan yang terbaik untuk yang dicintainya.

Penggambaran seseorang yang sedang merasakan cinta akan nampak melalui tingkah fisik dan dan rautan wajah yang menggambarkan suasana hatinya.

Cinta itu tak bisa dijelaskan, tapi bisa menjelaskan segalanya.

Cinta yang memandang pada keindahan jasad, bukanlah cinta yang sesungguhnya.

Cahaya yang ada di mata, tidak lain adalah seberkas dari cahaya hati. Adapun cahaya hati yaitu berasal dari nur ilahi.

share :