Organisasi pergerakan yang dimotori oleh anak-anak muda memainkan peran penting dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kemunculan organisasi pergerakan itu menandai perubahan pola gerakan, dari awalnya banyak melalui perjuangan fisik atau perang beralih pada meja-meja perundingan dan negoisasi.
Seperti diketahui, pada periode awal abad ke-20, Indonesia masih berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda yang menguasai beberapa wilayah di Nusantara.
Organisasi-organisasi pergerakan yang dibentuk pada masa tersebut bertujuan untuk melawan penjajahan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Melalui organisasi ini, anak-anak muda berupaya untuk menentukan nasib bangsanya sendiri dan juga demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Organisasi pergerakan nasional yang berisi sekelompok orang dengan struktur keanggotaan resmi ini memiliki satu tujuan untuk bersama-sama berjuang untuk kepentingan bersama di atas nama bangsa Indonesia.
Itulah sebabnya tujuan organisasi ini menjadi lebih lancar dan baik karena menuju tujuan yang sama.
Berikut adalah beberapa organisasi pergerakan yang memainkan peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia:
1. Budi Utomo
Budi Utomo didirikan oleh dr. Sutomo pada 20 Mei 1908. Organisasi ini merupakan yang pertama dan kelahirannya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Berdirinya organisasi Budi Utomo tidak bisa lepas dari peranan dr. Wahidin Soedirohusodo. Ide-ide dr. Wahidin tentang organisasi pergerakan nasional menginspirasi dr. Sutomo dan kawan-kawan untuk kemudian mendirikan Budi Utomo.
dr. Wahidin merupakan alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa. Ia berkeliling menyebarkan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah.
Ide itu kemudian diterima oleh dr. Sutomo dan kawan-kawan dengan mendirikan Budi Utomo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta tidak bersifat politik.
2. Sarekat Dagang Islam/ Sarekat Islam
Sarekat Dagang Islam Islam (SDI) didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905. SDI didirikan dengan tujuan memperkuat persatuan para pedagang pribumi agar mampu bersaing dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1912, SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). SI berkembang pesat menjadi sebuah gerakan nasionalis yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Di bawah kepemimpinan HOS Tjokroaminoto, organisasi ini pun semakin berkembang dan membuat Belanda khawatir karena dianggap membahayakan kedudukan pemerintah belanda.
Pada masa itu, SI menjadi organisasi terbesar di Indonesia dengan anggota mencapai dua juta orang.
3. Indische Partij
Organisasi Indische Partij didirikan oleh Tiga Serangkai, yaitu Ernest Eugene Francois Douwes Dekker atau dikenal juga dengan nama Dr. Danudirja Setiabudi, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat atau yang populer dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Indische Partij didirikan pada 25 Desember 1912 di Bandung. Organisasi ini memiliki tujuan dan prinsip yang sangat radikal menginginkan Indonesia merdeka.
Karena itu, pada 4 Maret 1913 organisasi ini ditutup dan dianggap sebagai organisasi yang terlarang oleh kolonial.
Organisasi ini memiliki keistimewaan karena menjadi organisasi yang memiliki usia pendek namun anggaran dasarnya dijadikan sebagai peletak dasar politik Indonesia dengan status organisasi campuran antara orang asing dan pribumi.
4. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia awalnya bernama Indische Vereeniging. Didirikan oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda.
Organisasi ini berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925. Pergantian nama ini menjadikannya sebagai organisasi pergerakan pertama yang menggunakan nama Indonesia.
Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor dari gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Tokoh yang terlibat dalam organisasi ini antara lain Mohammad Hatta, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat.
5. Taman Siswa
Taman Siswa adalah organisasi pergerakan nasional yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922.
Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan secara kultural yang diselenggarakan dengan baik.
Taman siswa menjadi tonggak penataan pengembangan pendidikan nasional untuk sampai seperti saat ini. Organisasi ini dijalankan dengan demokratis dan mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia.
Organisasi ini pulalah yang meningkatkan kesadaran peran pendidikan nasional penting untuk mencapai kemerdekaan.
Taman siswa sempat mengancam pemerintah Belanda karena pencegahan terhadap jalannya pendidikan menjadi terbatas. Sejak saat itulah Taman siswa dianggap sebagai sekolah liar dan dibatasi pergerakannya.
Selain lima organisasi tersebut, masih banyak organisasi lain yang didirikan dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Seperti Partai Nasionalis Indonesia (PNI) dengan pendirinya Ir. Soekarno, Muhammadiyah yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan, dan Nahdlatul Ulama dengan tokoh pendiri KH. Hasyim Asy’ari.