Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Peristiwa tersebut dicatat sebagai salah satu sejarah penting perjuangan menuju kemerdekaan.
Dalam peristiwa Sumpah Pemuda itu, pemuda-pemudi Indonesia bersatu dalam tekad untuk meraih kemerdekaan.
Namun, seringkali kontribusi tokoh perempuan dalam peristiwa ini luput dari perhatian. Mari kita mengenali tokoh perempuan yang berperan penting dalam Sumpah Pemuda yang dilansir dari katadata.co.
Poernomowoelan
Poernomowoelan adalah seorang guru dan perwakilan pemuda dari Taman Siswa. Perannya dalam peristiwa Sumpah Pemuda sangat signifikan, terutama sebagai pembicara pertama di Kongres Pemuda II.
Poernomowoelan dikenal sebagai seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan, dan dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya pendidikan tata tertib dan disiplin.
Selain itu, ia juga memandang bahwa anak-anak perlu mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah dan di rumah.
Emma Poeradiredja
Emma Poeradiredja adalah tokoh perempuan berikutnya yang patut diperhatikan.
Ia adalah lulusan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs dan aktif dalam berbagai organisasi perjuangan kemerdekaan Indonesia serta gerakan kesetaraan perempuan.
Emma Poeradiredja turut membangkitkan semangat pemuda-pemudi Indonesia. Dalam Kongres Pemuda II, ia menjabat sebagai Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond dan memberikan pidato tentang peran perempuan dalam pergerakan.
Siti Soendari
Siti Soendari adalah seorang sarjana hukum dengan gelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, Belanda tahun 1934
Keterlibatannya dalam Kongres Pemuda II sangat penting, terutama dalam menyampaikan pesan mengenai pentingnya menanamkan cinta tanah air pada laki-laki dan perempuan sejak usia dini.
Saat itu, ia berpidato dalam bahasa Belanda yang kemudian diterjemahkan oleh Muhammad Yamin.
Saridjah Niung (Ibu Soed)
Meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan tokoh-tokoh sebelumnya, Saridjah Niung, atau lebih dikenal dengan sebutan Ibu Soed, memiliki kontribusi yang tak boleh diabaikan.
Ibu Soed memiliki peran penting dalam memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Ia adalah orang pertama yang menciptakan lagu anak-anak dalam bahasa Indonesia, memungkinkan generasi muda saat itu untuk mengenal bahasa persatuan.
Ibu Soed juga mengiringi WR Supratman dengan biola saat menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam upacara Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. (*)