
Universitas Insan Cita Indonesia menggelar webinar literasi digital dengan tema SDM Unggul dan Berdaya Saing pada Sabtu (19/11/2022).
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Student Union Writing Club dalam rangka menyambut Milad ke-2 UICI.
Hadir dalam kegiatan tersebut sebagai narasumber adalah Dewan Redaksi Media Group Network Abdul Kohar dan mahasiswa Universitas Hasanuddin Moh. Rifli Mubarok.
Ketua Panitia Muhammad Zufar dalam sambutannya mengatakan kegiatan kepenulisan adalah kegiatan lintas zaman. Maka peralihan dari dunia fisik ke digital bukanlah hambatan.
“Oleh karena itu perpindahan dan perubahan antara fisik ke digital bukanlah sebuah halangan melainkan tantangan,” katanya.
Sementara itu Ketua Student Union Writing Club Fauzia Noorchaliza mengatakan menulis adalah kegiatan menjelajah dunia.
“Kalau membaca itu dapat membuka jendela dunia, maka menulis adalah kendaraannya untuk menjelajah dunia,” tuturnya.
Sedangkan Rektor UICI Prof. Dr. Laode Masihu Kamaluddin, M.Sc., M.Eng, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan webinar ini. Ia mengatakan SU Writing Club telah mengambil sikap cepat dalam merespon digitalisi.
Ia mengatakan digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Digitalisasi akan membawa perubahan pada tiga hal, yaitu cara berpikir, cara berkomunikasi, dan cara bertindak.

“Ketiga perubahan besar ini yang kemudian menjadi topik kita pada hari ini yaitu Literasi Digital: SDM Unggul Berdaya Saing, itu berdaya saing dalam menyampaikan berita atau kabar dalam bentuk tulisan. Cara menulis kita berbeda dengan sebelumnya,” ucapnya.
Narasumber pertama Rifli Mubarok memaparkan materi dengan judul Mendunia dengan Menulis.
Rifli yang merupakan mahasiswa Universitas Hasanuddin itu mengungkapkan aktivitas menulis telah membuatnya banyak menerima penghargaan.
Di antaranya adalah beasiswa IISMA 2021 oleh Kemdikbud di University of California Davis, mewakili Indonesia dalam International Forum of California Youth Leadership Summit 2021, Mahasiswa Berprestasi Utama Unhas 2022, dan lain-lain.
“Itu semua saya dapatkan dari menulis,” kata Rifli.
Selanjutnya, Rifli menyampaikan menyampaikan beberapa tips menulis. Di antaranya terkait dengan teknik dasar kepenulisan.
Ia menyampaikan untuk menjadi penulis yang baik, seorang penulis harus melakukan mengetahui tujuan menulis, melakukan diskusi atau konsultasi, mengikuti seminar atau event tentang kepenulisan, merenung, dan membaca.
Sementara itu narasumber kedua, Abdul Kohar memaparkan materi tentang Menulis Esai.
Pada awal paparannya, ia menyampaikan syarat sebuah esai adalah tulisan tersebut tidak sekadar merangkai kata, tetapi juga menyebarkan ilmu pengetahuan.

Selain itu, esai juga tidak hanya berisi pendapat, tetapi juga berangkat dari riset atau pembobot argumentasi.
Untuk itu, seorang penulis tidak cukup hanya akrab dengan pemikiran besar, tetapi juga harus mengetahui hal-hal yang bersifat detail.
“Jadi kenapa kita butuh yang namanya menggauli pemikiran besar tetapi juga mencintai yang detail, supaya esai itu tidak hanya sekadar merangkai kata tetapi juga menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Tidak hanya berisi pendapat, tetapi juga riset atau pembobot argumentasi.
Selanjutnya syarat esai adalah kompetensi penulis dan banyak berlatih untuk menambah jam terbang. (*)