UICI Gelar Webinar “Peran UICI dalam Digitalisasi Indonesia”

Berita

Muhtar

Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) menggelar webinar dengan tema “Peran UICI dalam Digitalisasi Indonesia” pada Selasa (06/06/2023).

Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Rektor UICI Prof. Laode Masihu Kamaluddin.

Hadir sebagai narasumber, selain Prof. Laode, ada Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MPTK) Prof. Siti Zuhro dan Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Dalam paparannya, Prof. Siti menjelaskan dampak dari megatren yang mendorong perubahan di sektor pendidikan tinggi.

Di antara aspek dari megatren tersebut adalah demokratisasi dalam pengetahuan, pentingnya integrasi pendidikan dengan industri, tingginya mobilitas global, serta transformasi digital.

“Dan kita catat sejak tahun 2020 transformai digital ini merupakan fakta yang harus kita hadapi. Seluruh organisasi pendidikan, mulai jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi mengubah pembelajaran tatap muka menjadi daring,” tutur Prof. Siti.

Oleh karena itu, menurut Prof. Siti Zuhro, hadirnya UICI menjadi relevan dengan zaman. Momentumnya sangat tepat, kehadirannya sangat diharapkan.

Prof. Siti mengungkapkan, UICI sebagai universitas digital diharapkan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dari kelas sosial mana pun.

UICI didirikan untuk menjadi solusi atas kebutuhan kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk meningkatkan persaingan di berbagai lini kehidupan.

“UICI lahir atas kesadaran bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah kewajiban bersama,” tegas Prof. Siti.

Prof. Laode yang menjadi narasumber kedua menjelaskan bahwa proses transformasi digital tidak bisa berlangsung instan.

Ia menjelaskan tahapan yang dilakukan UICI untuk melakukan transformasi digital. Pertama adalah digital literacy. Pada tahap ini, mahasiswa dibekali dengan berbagai soft skil, yaitu website, animasi 3D, edit video dan streaming.

“Dengan penguasaan soft skil tersebut, mahasiswa UICI tidak perlu melewati OJT, on the job training,” jelas Prof. Laode.

Tahapan kedua, lanjut Prof. Laode, adalah digital talent. Di UICI, tahapan ini ditempuh pada empat semester pertama.

Kemudian tahapan ketiga adalah digital mindset. Tahapan ini ditempuh pada semester 5 sampai semester 7/8.

“Tujuan utama step tiga ini kita ingin melihat perubahan mindset di dalam mahasiswa UICI. Inilah yang disebut digital leadership,” kata Prof. Laode.

“Setelah semua tahapan terlewati, maka barulah kita bisa berbicara transformasi digital,” lanjutnya.

Sementara itu, Ahmad Doli Kurnia menjelaskan lahirnya UICI menunjukkan semangat keluarga besar HMI-KAHMI yang selama ini mengedapankan intelektual.

Doli mengatakan intelektualisme menjadi ciri khas HMI-KAHMI.

“Intelektualisme itu tidak bisa dipisahkan dari kemampuan mengikuti perkembangan zaman. Situasi terus berubah. Akhir-akhir ini perubahan begitu cepat,” ungkap Doli.

Doli berharap UICI bisa terus berkembang mengingat tantangan di masa depan akan semakin berat. Ia menyampaikan ke depan akan semakin banyak masyarakat atau komunitas membangun perguruan tinggi seperti UICI.

“Oleh karena itu, UICI perlu bergerak lebih cepat, konsisten, dan inovatif,” kata Doli.

share :