UICI Kunjungi Jawa Pos, Diskusikan Pendidikan Digital di Indonesia

Berita

Muhtar

Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) melakukan kunjungan media ke Jawa Pos Group di Gedung Graha Pena, Jl Kebayoran Lama 12, Jakarta Selatan, Kamis (25/05/2023).

Kunjungan media tersebut dilakukan dalam rangka mendiskusikan perkembangan pendidikan digital di Indonesia

Turut serta dalam kunjungan tersebut Rektor Prof. Laode Masihu Kamaluddin, Wakil Rektor II Lely Pelitasari Soebekty, Kepala Divisi Internal Rektorat dan Kerja Sama Fretycia Laurenty, Kepala Subdivisi PR Nike Ardina, dan Kepala Subdivisi Produksi Konten Robi Hermawan.

Prof. Laode menjelaskan dalam diskusi tersebut bahwa Indonesia mempunyai potensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia setelah China, India, Amerika Serikat.

“Indonesia mempunyai potensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia setelah China, India, Amerika, baru yang keempat Indonesia. Namun ada syaratnya yaitu tercukupinya kebutuhan 9 juta talenta digital,” kata Prof. Laode.

UICI, kata Prof. Laode, hadir untuk menyelesaikan kebutuhan 9 juta talenta digital di Indonesia tersebut.

Selain itu, UICI hadir membawa misi to reach the unreachable, yaitu menjangkau yang tidak terjangkau. Misi itu sesuai dengan cita-cita didirikannya bangsa Indonesia, yaitu turut mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Indonesia itu kan negara kepulauan. Jadi pendidikan terkadang menjadi barang yang mahal, susah dijangkau. UICI mencoba menghadirkan pendidikan yang murah dan mudah diakses, meskipun bagi mereka yang berada di pelosok,” jelas Prof. Laode.

Lebih lanjut, Prof. Laode menjelaskan konsep pendidikan digital yang dikembangkan UICI berbeda dengan yang dikembangkan universitas pada umumnya.

Prof. Laode menegaskan bahwa digital yang dikembangkan UICI bukan seperti pendidikan jarak jauh (PJJ). Digital yang dikembangkan UICI digerakkan oleh artificial intelligence (AI).

“Digital di sini bukan PJJ. Kalau PJJ itu offline yang di-online-kan. Kalau di UICI tidak seperti itu. Perkuliahan dijalankan dengan artificial intelligence,” jelas Prof. Laode.

“Dosen dalam hal ini hanya membuat bahan ajar. Selebihnya, dijalankan oleh artificial intelligence. Di UICI kita mempunyai Artificial Intelligence Digital Simulator Teaching Learning System (AI DSTLS),” lanjutnya.

Sementara itu, Redaktur Pelaksana jawapos.com, Wahyu Safutra mengaku senang dengan kunjungan yang dilakukan oleh UICI.

“Saya berterimakasih sekali telah bisa berinteraksi dan bertemu dengan jajaran UICI. Ini perguruan tinggi yang sangat keren sekali dengan background digital. Cara kerja mereka membawa pendidikan sangat unik, berbeda dengan perguruan tinggi yang lain, benar-benar digital,” ucapnya.

Ia berharap UICI bisa berkembang makin besar sehingga mampu memberikan kesempatan kepada masyarakat Indonesia untuk mengakses pendidikan tinggi

“Sesuai dengan slogannya menjangkau yang tidak terjangkau,” tutupnya. (*)

share :